Menjadi peserta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi yang mengikutinya, karena IISMA merupakan salah satu program pemerintah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa belajar selama satu semester di kampus luar negeri, Jum’at (22/03/2024).
Demikian yang dirasakan oleh 4 Mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin yang mengikuti program IISMA periode 02 Oktober 2023 hingga 22 Februari 2024, mereka adalah Akhmad Azhari dan Firdaus yang berkesempatan mengikuti studi di Universiti Teknologi Malaysia, Nur Ikhlas Permata Ananda yang mengikuti pertukaran pelajar ke Saxion University of Applied Sciences, Belanda dan Risyad Bagas Widiantoro ke De Monfort University, Inggris.
Melalui IISMA, Daus begitu sapaannya mengatakan banyak sekali pengalaman dan kisah menarik yang ia peroleh. Menurutnya, IISMA merupakan jembatan menuju permadani pengalaman yang kaya, mulai dari membangun persahabatan baru hingga menjelajahi lingkungan pendidikan yang beragam.
“Ketika saya melintasi perbatasan negara asal saya untuk pertama kalinya, saya terpesona oleh pengaruh budaya Malaysia, terutama dampak signifikan budaya Inggris terhadap infrastruktur dan tata ruang masyarakat,” ujar Firdaus.
Selama studi Daus dibuat kagum dengan pembelajaran yang diberikan kampus tujuannya, pendekatan sistematis Malaysia terhadap sistem irigasi dan drainase membentuk kembali perspektif Daus terhadap perencanaan kota yang bijaksana.
“Mengingat kembali semester saya di luar negeri, saya kagum dengan kedalaman pengalaman dan dampak pertukaran budaya terhadap pemahaman saya tentang teknik sipil dan interaksi kompleksnya dengan budaya dan infrastruktur,” terangnya.
Daus mengungkapkan bahwa mengikuti IISMA adalah hal yang luar biasa, perjalanan studi yang ia jalani memupuk kemampuan beradaptasi, mengungkap pelajaran tak terduga, dan memberikan wawasan di luar batas dunia akademis.
Senada dengan Firdaus, Nur Ikhlas Permata Ananda, mahasiswa dari prodi D4 Teknik Bangunan Rawa Semester 6 tersebut juga menceritakan bagaimana kegiatan studi yang ia lakukan selama di Saxion University of Applied Sciences.
Dikatakan Ikhlas kampus tujuannya memiliki sistem belajar yang sangat berbeda dengan di Indonesia. Terlebih sistem perkuliahannya, karena di Belanda menganut sistem Kuartal.
“Disini kan kita sistem semester sedangkan disana menganut sistem kuartal, 1 kuartal itu 3 bulan, jadi ibaratnya disini 1 semester di Belanda ada 2 kuartal, perbedaannya lagi kalau disini 1 semester 6 mata kuliah disana dibagi 2, sehingga 1 kuartal artinya ada 3 mata kuliah, lebih nyaman seperti itu menurut saya,” ucapnya.
Yang berbeda lagi dengan sistem edukasi di Indonesia, lanjut Ikhlas, setiap satu jam pembelajaran ada yang namanya Break, sehingga mahasiswa bisa melakukan apapun selama 5 sampai 10 menit.
Pada awal menjajaki Belanda, tentu banyak hal menarik yang Ikhlas rasakan tapi yang paling siginifikan mencuri perhatiannya adalah cuaca, kehidupan sosial dan kebiasaan masyarakat Belanda yang terbilang unik.
“Mereka itu kalau kemana-mana terbiasa jalan kaki, naik sepeda ya, terus hal menarik lain bagi saya adalah kebiasaan masyarakat belanda, karena kemarin saya sempat satu kelompok mengerjakan projek dengan masyarakat Belanda, mereka itu kerjanya di Weekday, harus tuntas selama Weekday itu juga, sehingga pas Weekend mereka benar-benar lepas dari kerjaan ataupun tugas kuliah, jadi seimbang antara kehidupan sosial dan kehidupan belajar. Selama mengikuti IISMA banyak benefit yang saya dapat terutama meningkatkan relasi baik nasional maupun internasional,” pungkas Ikhlas.