Solusi Teknologi Poliban: Alat Pengering Magot Kurangi Ketergantungan pada Cuaca

by meira

Menghadapi keterbatasan metode tradisional dalam pengeringan magot, Tim Peneliti Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) yang terdiri dari Katiko Imamul Muttaqin, Ahmad Hendrawan, dan Dra. Rusmini Sri Maryati merancang Alat Pengering Magot sebagai solusi teknologi tepat guna bagi masyarakat Desa Masingai I, Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, Minggu (28/09/2025).

Mewakili tim peneliti, Katiko Imamul Muttaqin menjelaskan, alat tersebut dibuat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Masingai I, Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, khususnya Kelompok Tani Holtikultura Mekar Jaya dalam mengolah sampah organik agar bernilai tambah.

“Di Kelompok Tani Holtikultura Mekar Jaya, salah satu kegiatannya beternak ayam, kambing, dan sapi. Nah, limbah kotoran ternak serta limbah organik pertanian dan perkebunan kemudian dikelola untuk budidaya magot, larva yang berperan sebagai agen pengurai paling efektif. Magot ini sekaligus menjadi sumber protein pakan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan lainnya,” ungkap Katiko.

Namun, lanjut Katiko, magot hasil budidaya yang dapat dikeringkan masih terbatas karena proses pengeringan dilakukan secara tradisional dengan penjemuran yang bergantung pada cuaca panas. Kondisi ini membuat produktivitas pengeringan tidak optimal.

“Oleh karena itu, kami membuat solusi teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan Kelompok Tani Mekar Jaya tersebut. Pembuatan perangkatnya kami lakukan di laboratorium kampus Poliban,” terangnya.

Disampaikan Katiko, pihaknya juga mengadakan pelatihan dengan pendekatan teori dan praktik langsung untuk mitra pengabdian.

“Setelah alatnya selesai, kami memberikan pelatihan di kampus Poliban terkait latar belakang teknologi pengering magot, manfaat alat, prinsip kerja, serta aspek keselamatan kerja yang harus diperhatikan,” jelasnya.

Ia berharap, melalui pelatihan yang efektif, mitra bisa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh sebelum perangkat dipindahkan ke desa untuk dioperasikan.

“Semoga alat ini mampu mempercepat proses pengeringan, meningkatkan kualitas produk, serta mengurangi ketergantungan pada cuaca. Sekaligus memperkuat peran Politeknik Negeri Banjarmasin sebagai perguruan tinggi vokasi yang menghadirkan solusi teknologi tepat guna,” pungkasnya.

You may also like