Masih dalam lingkup inovasi di bidang industri pengecoran logam, Tim Peneliti Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) yang terdiri atas Dr. Teguh Suprianto, Dr. Asrul Sudiar, Darmansyah, dan Muhammad Kasim kembali menghadirkan terobosan inovatif. Kali ini, mereka memanfaatkan limbah plastik yang dikonversi melalui proses pirolisis sebagai bahan bakar alternatif untuk pengecoran logam, Jumat (26/09/2025).
Mewakili tim peneliti Poliban, Dr. Teguh Suprianto menjelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada pirolisis dan optimasi proses fraksionasi dalam konversi limbah plastik campuran menjadi bahan bakar, dengan tujuan utama menghasilkan energi alternatif yang dapat digunakan pada industri pengecoran logam.

Proses Pembuatan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Pengecoran Logam
“Limbah plastik ini merupakan salah satu masalah yang sangat krusial. Namun, di sisi lain, limbah plastik memiliki potensi energi yang dapat kita manfaatkan, salah satunya lewat proses pirolisis ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, limbah plastik dikonversi melalui proses pirolisis pada suhu 400–600°C. Selain menghasilkan bahan bakar cair, penelitian ini juga bertujuan membuktikan bahwa alat pirolisis yang dirancang mampu berfungsi dengan baik dalam mengolah limbah plastik menjadi produk bernilai tambah.
“Alat pirolisis yang kami rancang memiliki beberapa komponen utama, yaitu rangka pirolisis, tabung reaktor, tungku reaktor, tabung kondensor, tabung penampung hasil liquid, serta dandang penampung air,” terang Dr. Teguh.

Minyak hasil uji coba pirolisis dengan jenis limbah plastik HDPE (kuning) dan PET (hijau)
Menurutnya, tahap awal penelitian dimulai dari proses rancang bangun alat pirolisis yang kemudian diuji secara langsung menggunakan limbah plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) dan PET (Polyethylene Terephthalate).
“Penelitian ini tidak hanya menghasilkan produk energi alternatif, tetapi juga menghadirkan teknologi pirolisis sederhana yang aplikatif. Teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk skala industri kecil hingga menengah, termasuk sektor pengecoran logam,” imbuhnya.
Lebih jauh, Teguh mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini diharapkan mampu mendukung upaya keberlanjutan dalam pengelolaan limbah plastik sekaligus mendorong transisi menuju energi yang lebih bersih.