Tim peneliti Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) kembali menghadirkan terobosan inovatif melalui pemanfaatan oli bekas sebagai aditif bahan bakar batubara untuk proses pengecoran logam, Jum’at (26/09/2025).
Selama ini, industri pengecoran logam di Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), masih bergantung pada arang kayu ulin sebagai bahan bakar utama. Namun, keterbatasan sumber daya kayu ulin serta harga yang semakin tinggi mendorong perlunya alternatif yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Dosen Teknik Mesin Poliban (Muhammad Kasim), berfoto dengan pelaku usaha UMKM
Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti yang terdiri atas Dr. Teguh Suprianto, Muhammad Kasim, dan Darmansyah mengembangkan solusi lewat program pemberdayaan masyarakat dengan mencampurkan batubara dan oli bekas sebagai bahan aditif dalam proses pembakaran logam.
“Kami mencampurkan oli bekas menggunakan metode semprotan (spray) dengan perbandingan 1%, 2%, dan 3% untuk mengevaluasi hasil serta membandingkan efisiensi pembakaran sebelum dan sesudah pencampuran,” jelas Dr. Teguh Suprianto, perwakilan tim peneliti Poliban.
Ia menambahkan, program ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pembakaran dan mendukung industri lokal agar beralih ke batubara sebagai bahan bakar utama, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada kayu ulin.

Hasil peleburan alumunium 3 Kg dengan menggunakan batubara dengan tambahan 100 ml oli bekas
“Untuk tahapannya, ada empat proses yang dilakukan, yakni pengumpulan oli bekas, persiapan batubara dengan cara dihancurkan agar ukurannya seragam sekaligus bisa dikeringkan untuk mengurangi kadar air, pencampuran batubara dengan oli bekas, serta pengujian dan pembakaran batubara yang telah dicampur oli bekas menggunakan furnace atau tungku kecil,” tambahnya.
Teguh juga menegaskan bahwa pemanfaatan batubara dengan aditif oli bekas, yang relatif mudah diperoleh, dapat menekan biaya produksi secara signifikan.
“Biasanya proses peleburan menggunakan LPG atau arang yang harganya mahal dan ketersediaannya tidak stabil. Dengan penggunaan batubara dan oli bekas ini, proses produksi menjadi lebih hemat,” pungkasnya.