Poliban Luncurkan Depisa, Inovasi Deteksi Dini Karhutla Berbasis IoT

by meira

Upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus menjadi perhatian serius, terutama di Kalimantan Selatan yang termasuk wilayah rawan bencana. Menanggapi tantangan tersebut, tim peneliti dari Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) mengembangkan inovasi teknologi Depisa Poliban (Deteksi Asap dan Api Poliban), sebuah sistem deteksi dini berbasis Internet of Things (IoT) yang dirancang untuk memantau kemunculan asap dan api di area perkebunan serta lahan masyarakat, Rabu (16/07/2025).

Depisa Poliban dilengkapi kamera pengawas dan kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi visual kebakaran secara real time. Tidak hanya beroperasi di area berakses listrik konvensional, sistem ini juga dirancang mandiri dengan dukungan panel surya, serta konektivitas seluler yang memungkinkan peringatan dini dikirim otomatis ke server pusat dan aplikasi mobile. Dengan demikian, tindakan cepat bisa diambil begitu potensi bahaya terdeteksi.

Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Poliban, Minat Riset Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI. Ketiga institusi ini mendorong penerapan teknologi tepat guna yang relevan dengan konteks lokal, khususnya dalam menangani kebakaran lahan yang kerap melanda masyarakat.

Tim pengembang terdiri dari dosen dan teknisi Poliban, yaitu Reza Fauzan, Abdul Rozaq, Effan Najwaini, Agus Pebrianto, Rahimi Fitri, dan Evi Widiastuti. Mereka terlibat aktif dalam seluruh proses mulai dari perancangan, integrasi sistem, hingga uji coba lapangan yang disesuaikan dengan tantangan geografis dan teknis di lokasi sebenarnya.

Ketua tim peneliti, Reza Fauzan, menjelaskan bahwa sistem ini dirancang tak hanya sebagai alat teknis, tetapi juga bentuk kontribusi akademik terhadap persoalan riil di lapangan.

“Kami berharap Depisa Poliban dapat mendeteksi asap sejak awal kemunculannya sehingga langkah cepat bisa diambil sebelum api meluas. Ini sangat penting karena kebanyakan kebakaran terjadi di lahan milik masyarakat, dan dampaknya bukan hanya kerugian ekonomi tapi juga ancaman bagi lingkungan,” ujarnya.

Reza juga mendorong keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam mendukung penerapan sistem ini secara lebih luas.

“Pencegahan kebakaran tidak cukup hanya dari sisi teknologi. Diperlukan juga dukungan kebijakan, respons cepat dari pemangku wilayah, serta kolaborasi berkelanjutan agar inovasi seperti ini bisa memberi dampak nyata,” pungkasnya.

You may also like