Siswa dan guru SMK jurusan otomotif di Kalimantan Selatan antusias mengikuti pelatihan konversi motor listrik yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) melalui Jurusan Teknik Mesin, Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Otomotif, pada Selasa (16/12/2025). Kegiatan berlangsung di Gedung O, Bengkel Konversi Listrik Poliban.
Koordinator Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Otomotif, Raybian Nur, menyampaikan bahwa pelatihan tersebut merupakan hari kedua dari rangkaian kegiatan. Pada hari kedua, peserta diberikan pembekalan materi sebelum melakukan praktik konversi motor konvensional menjadi motor listrik.

“Hari ini adalah hari kedua. Sebelumnya, pada hari pertama dilakukan pembukaan kegiatan pelatihan. Hari ini para peserta diberikan materi terkait pengenalan komponen-komponen kendaraan listrik. Salah satunya adalah baterai, kemudian BLDC dan controller, yang merupakan komponen utama sebagai penggerak kendaraan,” ungkapnya.
Raybian menjelaskan, materi yang disampaikan juga mencakup jenis-jenis baterai yang umum digunakan pada kendaraan listrik, yakni baterai litium serta SLA atau VRLA, beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
“Kemudian terkait jenis-jenis BLDC, ada tipe hub, tipe mid, dan tipe side yang banyak digunakan di jalan. Itu yang dijelaskan hari ini,” ujarnya.
Menurutnya, pemberian materi teori sangat penting sebelum praktik, agar peserta memiliki gambaran mengenai komponen motor listrik yang akan digunakan.

“Setelah materi, peserta diajak praktik mengonversi motor konvensional menjadi motor listrik yang di dampingi oleh koordinator program motor listrik pak Yuan Perdana. Proses praktik nya meliputi penggantian engine dengan BLDC, ECU diganti dengan controller, serta pelepasan tangki bahan bakar yang kemudian dialihfungsikan sebagai tempat baterai. Proses terakhir adalah uji coba kendaraan dengan berkeliling di area kampus,” tuturnya.
Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan penggunaan aplikasi Juken 10 untuk menganalisis performa kendaraan berdasarkan pengaturan yang digunakan.
“Dengan aplikasi tersebut, peserta bisa melihat hasil dari setiap pengaturan yang diterapkan pada kendaraan listrik,” tambahnya.
Raybian berharap, setelah pelatihan selesai, para peserta dapat memahami materi dan menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah masing-masing.
“Terutama bagi para guru, diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat kepada siswa-siswanya. Selain itu, kami juga berharap terjalin kerja sama antara Program Studi Otomotif Poliban dengan sekolah-sekolah, khususnya yang memiliki jurusan otomotif di Kalimantan Selatan,” pungkasnya.