Kolaborasi Poliban dan BSPJI Banjarbaru, UMKM Keripik Singkong di Desa Cindai Alus Kini Punya Alat Pemotong Inovatif

by meira

Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), Joni Riadi, menghadiri seremoni penyerahan alat inovasi pemotong singkong bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) keripik singkong di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Rabu (17/09/2025).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim Peneliti Poliban dengan Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banjarbaru dalam rangka meningkatkan efisiensi proses produksi keripik singkong.

Dalam sambutannya, Joni Riadi menegaskan bahwa kolaborasi tersebut merupakan wujud komitmen Poliban dalam memperkuat filosofi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang pengajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat yang harus memberikan dampak nyata.

“Penyerahan alat pemotong singkong ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap keberadaan alat tersebut dapat meningkatkan efisiensi produksi keripik singkong.

“Semoga alat ini bisa berkontribusi bagi masyarakat di Desa Cindai Alus dan mempercepat proses produksi. Jika sebelumnya 150 kilogram singkong membutuhkan waktu satu hari, dengan alat ini bisa diselesaikan hanya dalam dua hingga tiga jam saja. Kalaupun nanti terjadi kendala mekanik, tim peneliti kami siap membantu,” tuturnya.

Di sisi lain, rasa syukur disampaikan Saidi, pemilik UMKM Keripik Singkong. Ia mengaku keberadaan alat tersebut sangat membantu usahanya.

“Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih kepada Poliban yang telah memberikan alat pemotong singkong ini. Sangat membantu efisiensi produksi agar lebih cepat,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Supardinur, pekerja produksi, juga menyampaikan pengalaman sebelumnya bahwa UMKM mereka pernah menggunakan alat serupa, namun kecepatannya masih belum sesuai.

“UMKM ini berdiri sejak 1997, dan dari awal produksi hingga sekarang masih manual menggunakan kayu panjang yang dipasang mata pisau untuk memotong singkong. Alat manual itu harus sering diganti pisaunya dan produksinya pun memakan waktu lama,” jelasnya.

Menurutnya, dengan alat baru dari Poliban, proses produksi bisa jauh lebih efektif.

“Kalau pakai manual, dua pikul singkong diproses dari jam 4 subuh sampai jam 9 pagi. Semoga dengan alat ini bisa lebih cepat. Dulu pernah beli alat, tapi terlalu cepat jadi singkong hancur. Nah, alat dari Poliban ini pas kecepatannya dan enak dorongnya, mengikuti gerakan tangan kita,” tutupnya.

You may also like