Tim peneliti Politeknik Negeri Banjarmasin membuat inovasi untuk penanganan penyakit jantung koroner yakni perangkat coating dengan menggunakan metode ultrasonic coating, Jum’at (22/11/2024).
Adapun perangkat ultrasonic coating tersebut dibuat oleh Katiko Imamul Muttaqin, Noor Rahman dan Rabiatul Adawiyah yang merupakan Dosen jurusan teknik mesin.
Inovasi alat ultrasonic coating ini adalah teknologi pembuatan lapisan (coat) obat pada stent dengan menggunakan getaran ultrasonic dengan frekuensi lebih dari 100 kHz untuk merubah cairan pelapisan menjadi partikel yang sangat kecil sehingga mudah dan kuat ketika proses coating pada stent serta tidak merusak stent tersebut.
Katiko Imamul Muttaqin menjelaskan, perangkat yang dibuat terdiri dari dua komponen utama yakni komponen ultrasonic atomizer dan komponen motor penggerak ultrasonic atomizer.
“Kita membuat inovasi ini karena melihat banyaknya drug eluting stent (DES) yang dibutuhkan untuk menangani permasalahan penyakit jantung koroner, sedangkan harga DES cukup mahal karena dipengaruhi oleh proses produksi yang rumit termasuk proses pelapisan obat, nah proses pelapisan obat yang mahal juga dipengaruhi oleh alat coating yang mahal, sehingga kita mencari alternatif lain dengan membuat perangkat coating dengan menggunakan metode ultrasonic,” terangnya.
Menurut Tiko, perangkat coat dengan menggunakan metode ultrasonic akan membuat lapisan (coat) obat pada stent dengan ketebalan yang halus serta proses pelapisan obat menjadi mudah dan sederhana.
“Perangkat yang kita buat juga jauh lebih sederhana, dan pastinya membuat lapisan (coat) obat pada stent dengan biaya yang lebih ekonomis dibanding menggunakan DES, ujarnya.
Dikatakannya juga, inovasi perangkat ultrasonic coating yang dibuat ini dirangkai dari komponen yang mudah didapatkan. Mengingat fungsi yang didapatkan yaitu mampu membentuk lapisan pada stent jantung, inovasi ini jauh lebih murah yaitu kurang dari Rp.15.000.000,- dalam produksinya dibandingkan perangkat ultrasonic coating yang telah ada berkisar hingga ratusan juta rupiah, tutur Tiko.
“Dengan harga produksi perangkat ultrasonic coating yang terjangkau membuat biaya produksi stent jantung menjadi lebih murah. Sehingga inovasi ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam melakukan coating pada stent jantung,” imbuhnya.