Politeknik Negeri Banjarmasin menggelar “Focus Group Discussion” (FGD) dengan berbagai instansi atau mitra kerja di Kalimantan Selatan, khususnya yang telah bekerja sama dengan Poliban, di Hermes room lantai 1, Hotel Pyramid Suites, Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan, Selasa (20/06/2023).
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menyelaraskan pelaksanaan magang dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin, Joni Riadi melalui Wakil Direktur 4, Bidang Kerja Sama, M. Syafwansyah dalam sambutannya menyampaikan, kalau ada beberapa hal yang tidak bisa kampus berikan kepada mahasiswa salah satunya karakter building.

Wakil Direktur 4 Poliban, Bidang Kerja Sama, M. Syafwansyah.
“Kemitraan ini perlu ditingkatkan, karena ada beberapa bagian yang tidak bisa diberikan dikampus salah satunya karakter building, yang mana ini bisa didapat ketika mahasiswa magang di industri” ungkapnya.
Ia menambahkan, soft skill lain seperti cara beradaptasi, berkomunikasi dengan client dan pertahanan mental juga hanya bisa didapatkan mahasiswa ketika magang.
“Oleh karena ada beberapa hal seperti soft skill yang tidak bisa diberikan kampus kepada mahasiswa tersebut, maka penting sekali adanya magang industri yang terukur dan terstruktur. Dan hari ini melalui pemateri yang telah berhadir termasuk dari PT. Trakindo Utama bisa mengupas bagaimana magang yang terstruktur” ucapnya.
Wakil Direktur 1 Poliban, Bidang Akademik, Ahmad Rizani selaku narasumber pertama menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep MBKM dan skema magang yang mengacu pada MBKM.

Wakil Direktur 1 Poliban, Bidang Akademik, Ahmad Rizani.
“Sebelumnya magang cuma dua sampai tiga bulan, tapi dengan adanya program baru ini, minimal magang itu satu semester dari empat sampai enam bulan. Dan didalam proses magang ini merupakan proses belajar, bapak atau ibu dari mitra kerja bisa mengenalkan atmosfir dunia kerja, dan kesempatan mengaplikasikan teori kedalam prakteknya. Jadi ketika mereka selesai kuliah sudah terbiasa dengan dunia industri” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk skema magang berdasarkan kurikulum MBKM ada tiga jenis.
“Skema magang yang sudah kita rintis sesuai panduan MBKM, ada berbentuk berbasis dunia usaha atau industri (Diduka), kedua berbentuk teaching industri dan ketiga magang berbasis wirausaha atau enterpreneur yang dirancang bersama mahasiswa dan menghasilkan produk” jelas Wadir 1 Poliban.
Sementara itu, Bambang Murdianto, Training Supervisor PT. Trakindo Utama memaparkan bagaimana magang yang terstruktur agar bisa selaras dengan target kurikulum merdeka belajar.
Mitra kerja yang sudah bekerja sama dengan Poliban sejak 2006 tersebut mengatakan, selama proses magang harus ada link and match program.

Bambang Murdianto, Training Supervisor PT. Trakindo Utama.
“Link and match program itu artinya bagaimana kita institusi pendidikan itu bisa nge link dengan dunia industri, dan programya seperti apa yang cocok agar alumni setelah lulus siap untuk bekerja. Jadi nanti kurikulumnya kita susun bersama dengan dunia pendidikan” paparnya.
Ia juga menekankan, didalam proses magang para mahasiswa harus lebih banyak dibekali dengan praktek lapangan, namun tetap dalam pendampingan atau close monitoring.
“Pengalaman dari kami selama menugaskan mahasiswa di lapangan kita perlu pengawasan ekstra, karena secara pengalaman mereka tidak ada dan kondisi di lapangan memang tidak ideal, jadi close monitoring itu wajib bagi perusahaan kami, untuk safety mereka dan agar mereka benar- benar mendapatkan insight, mendapatkan pembelajaran yang ada di dunia industri” pungkasnya.